Pertemuan Ilmiah PERDAMSI tahun ini mengambil fokus berbeda. Berkaca dari insiden massal di Indonesia yang merenggut banyak korban, PERDAMSI menyajikan tema “Mass Casualty Incident and Daily Emergencies: A Comprehensive Approach to Common Challenges” dengan harapan tenaga medis lebih siap dalam menghadapi kejadian masal. Dalam pidato pembukaannya, ketua umum Perdamsi berharap Pertemuan ilmiah ke enam ini dapat menjadi kontribusi PERDAMSI dalam membangun negara Indonesia yang tangguh menghadapi bencana dan insiden massal.
Selama lima hari, pertemuan ilmiah yang diselenggarakan di Yogyakarta ini melibatkan berbagai pembicara ahli dari dalam dan luar negeri untuk berbagi ilmu serta berdiskusi dalam workshop dan simposium. Tiga workshop diselenggarakan sebelum 2 hari simposium. Workshop Ultrasound in Critical Care and Emergency (UCCE) menitikberatkan penggunaan ultrasound dalam insiden massal, sementara Hospital Disaster Plan (HOSDIP) menghadirkan banyak kegiatan interaktif dan simulasi perencanaan. Triage Officer Course (TOC) melengkapi kemampuan tenaga medis untuk memilah pasien saat insiden massal terjadi. Melanjutkan tradisi tahunan, RED Battle pun dihadirkan dengan tema insiden masal corona. Tak kalah seru, peserta presentasi poster tahun ini bersaing ketat untuk memenangkan tempat pertama.
Pada hari yang sama diadakan pula rapat pertemuan dewan pakar Kolegium Kedokteran Emergensi Indonesia (KKEI) secara hybrid dan pelantikan pengurus cabang PERDAMSI.
Simposium tahun ini cukup menarik, tidak hanya di ruang simposium, peserta juga dapat mengikuti kelas dari rumah dengan fasilitas hybrid symposium. Pandemi dan insiden massal menghadirkan tantangan baru yang menghasilkan solusi menarik, seperti e-learning dan pembelajaran online.
Kini topik simposium yang menarik dapat diikuti secara fleksibel oleh peserta. Materi simposium pun dapat diakses oleh peserta setelah simposium usai. Keterbatasan jarak dan waktu tidak lagi menjadi penghalang untuk belajar dan menjadi lebih baik.